Selasa, 05 Juli 2011

KAMPUNG KEJAWAN PUTIH

Kawasan pertambakan yang berada di sebelah timur Surabaya, tepatnya Kampung Kejawan Putih Tambak perlahan tapi pasti kini berubah total. Di atas lahan tambak itu kini berdiri perumahan dan mal mewah.


Untuk sampai di Kampung Kejawan Putih Tambak ini dapat ditempuh dari dua jalan, yakni dari Bundaran Kampus ITS terus ke timur atau dari sisi selatan lewat Jalan Keputih.
Perkembangan kawasan Kejawan Putih Tambak cukup pesat, sesuai dengan namanya, kawasan Kejawan Putih Tambak, dulunya didominasi areal tambak dan penduduk yang bermata pencaharian sebagai nelayan.
Kini hamparan tambak tersebut sekarang tampak tertutup dengan berdirinya perumahan elite dan mal di kawasan itu.
Lihat saja pengembang Pakuwon City yang telah mengubah kawasan ini menjadi lebih ramai dan modern.
“Ada Pakuwon City dan pengembang lainnya yang sudah ada di Kampung Kejawan Putih Tambak ini,” kata M Imron Lurah Kejawan Putih Tambak.
Perkembangan pesat pembangunan di kampung ini mulai terasa sejak sekitar awal Tahun 1990-an, saat itu pengembang sudah mulai menancapkan tiang pancangnya di kawasan ini.
“Sekitar awal Tahun 90-an, pengembang mulai masuk di sini,” katanya.
Seakan disulap, kawasan tambak yang gersang dan panas ini mulai berubah, akses jalan menuju ke kawasan Kejawan Putih Tambak ini mulai dibenahi. Dulu jangankan malam hari, saat siang hari pun kawasan ini sangat sepi dan cukup rawan.
Sekarang sudah beda saat masuk ke kawasan Kejawan, jalan aspal yang mulus dan besar serta lampu penerangan juga tertata rapi. Bahkan saat malam hari di salah satu jalan di Kejawan ini dibuka pasar malam yang selalu ramai dengan pengunjung.
Kondisi tersebut seakan mengisyaratkan kawasan Kejawan Putih Tambak ini siap menyambut investor yang akan masuk ke kampung ini.
Perjalanan waktu membuat Kampung Kejawan Putih Tambak mulai memikat para pemilik modal lainnya. Bahkan sejumlah lembaga pendidikan juga mulai tertarik dengan kawasan Kejawan.
Tengok saja lembaga pendidikan Islam Hidayatullah dan Al Uswah. Pendidikan sekolah dasar hingga perguruan tinggi dan pondok pesantren ini menjadikan Kampung Kejawan kian dikenal oleh masyarakat.
Lepas dari perkembangan pesat Kampung Kejawan, warga asli kampung tersebut dan warga pendatang cukup kompak. Bahkan setiap tahunnya warga secara bersama - sama masih rutin untuk takziah ke Makam Mbah Buyut Bina, di Makam Islam Kejawan.
Imron menambahkan, Kampung Kejawan sebelum menjadi pemukiman mewah, dulunya disebut Kampung Ndelik. Entah kenapa kawasan ini dinamakan Kampung Ndelik hingga sekarang belum ada yang mengetahui.
“Ndelik itu kan artinya bersembunyi, nah kenapa dinamakan Ndelik belum ada yang tahu, apa karena lokasinya yang terpencil atau apa belum ada yang mengetahui,” terangnya.
Konon di kampung yang dikepung dua sungai besar yakni Sungai Kalidami dan Sungai Kalibokor ini dulu banyak orang pintar yang bisa dimintai tolong untuk menyembuhkan orang sakit secara alternatif. “Ceritanya seperti itu,” kata Imron.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Widyaswara | Address : Jl. Kalidami viii/25 Surabaya - Telp.(031) 5926865, 081322430013 | Blogger Templates