"Tempat ini baru dibuka bulan Januari 2010. Jadi, maklum kalau belum jadi objek wisata yang ramai seperti di Kenjeran. Ramainya kalau hari libur atau tanggal merah. Biasanya, pengunjung yang datang rombongan," ujar Danu Sunarto, tokoh Kelurahan Wonorejo, yang lahir di Blitar 10 Agustus 1949. Pemkot Surabaya memang berkepentingan dengan wisata pantai, sekaligus konservasi hutan bakau. Maka, para pejabat pemkot sering datang ke Wonorejo untuk kasih motivasi kepada Pak Danu dan kawan-kawan atau sekadar melakukan pemantauan kawasan seluas 2.000 hektare itu. Namun, belum ada upaya konkret untuk menyulap hutan bakau yang punya 15 spesies bakau menjadi objek rekreasi menarik. Konon, menurut informasi di koran, hutan bakau Wonorejo ini punya 137 spesies burung, tujuh spesies mamalia, 10 spesies herpetofauna, 10 spesies ikan, dan 53 spesies serangga. Juga jadi tempat singgah burung-burung dari Selandia Baru dan Australia yang terbang menuju Siberia. Di Wonorejo tak terlihat spesies-spesies binatang yang sedemikian banyak itu? Yang ada cuma dua ekor monyet yang dirantai oleh Mas Limbad, pria asli Wonorejo, bukan Master Limbad yang di televisi itu. "Kita lagi merintis objek wisata. Jadi, masih banyak kekurangan," kata Pak Danu, pensiunan pegawai Bank Panin. Untuk berwisata mengarungi muara sungai, sambil menyaksikan hutan bakau plus binatang-binatang tadi, kita harus menyewa perahu. Kapasitasnya 30-orang orang yang berat badannya normal. Tapi kalau rombongannya besar, Pak Danu siap mengerahkan perahu-perahu nelayan (kerang) yang mangkal di Wonorejo. "Minggu lalu sekitar 20 perahu dipakai untuk penghijauan bakau," katanya. Sejak diramaikan koran-koran di Surabaya setahun silam, banyak pihak memang yang datang ke pantai timur Surabaya untuk melakukan penghijauan. Tanam bakau rame-rame! Lions Club, misalnya, punya pasasti yang mengabarkan telah sukses menanam sejuta pohon bakau. Pekan lalu, katanya, ada penanaman 10 ribu bibit bakau. Lalu, siapa yang merawat? Mengontrol agar bakau-bakau itu tidak mati sia-sia? Asyik juga ngobrol bersama Pak Danu, Pak Makin, dan Pak Limbad di Wonorejo. Mereka ini orang-orang sederhana yang mau berbuat sesuatu demi kelestarian hutan bakau di Kota Surabaya. "Kalau pingin mancing, silakan datang lagi ke sini. Ikannya banyak dan besar-besar," kata Pak Danu.
0 komentar:
Posting Komentar