KI SAPUJAGAD TIRTAMAYA PAWANGI HUJAN DI LA LABANG
MADURA. Rabu, 11 Nopember 2020
Bulan Nopember biasanya masa turunnya hujan namun kali ini jarang turun hujan. Tapi bila sekali turun hujan biasanya seharian ngak berhenti hujannya. Mungkin ini pengaruh ulah manusia yang selalu membangun bangunan baru di lahan kosong sehingga tidak ada pohon lagi. Kita harus menjaga keseimbangan alam sehingga alampun akan ramah pada manusia.
Bagi seseorang yang
mengadakan acara outdoor/di luar ruangan masih dihinggapi rasa kuawatir
sehingga selalu membutuhkan jasa pawang hujan. Demikian juga dengan Mbak Marta
yang ingin mengadakan acaranya pertunangan di luar ruangan biar berkesan romantic
di La Labang Madura Jl. Raya Sukolilo Barat Kec.Labang Kabupaten Bangkalan,
Bangkalan Madura. Mbak Martha minta bantuan Ki Sapujagad Tirtamaya untuk
mengamankan lokasi dari guyuran hujan. Acara berlangsung hari Rabu, 11 Nopember
2020 pukul 14.00-15.00. Acara berlangsung sukses.
Pada saat Ki Sapujagad datang
ke lokasi suasana begitu panas sekali apalagi lokasinya di pinggir pantai.
Pihak Panitia meminta agar suasana menjadi adem sehingga mereka dapat
menyelesaikan dekorasi yang belum selesai dengan nyaman. Tak berapa lama suasana
menjadi adem karena awan segera menutupi matahari.
Namun acara pawang ini spesial
karena keluarga Sapujagad berkumpul dalam satu lokasi ada ki Joko Sapujagad
(Bekasi), Mail Sapujagad (Bekasi), pawang hujan cilik Bekasi, Mahendradata
Sapujagad dan Damayanti Sapujagad (Pawang Hujan Madura). Segera lokasi
diamankan dengan memasang pagar gaib (Bentengan) apalagi lokasi berada di
pinggir pantai sehingga harus diperkuat. Kelihatan sepele dalam membuat pagar
gaib tersebut namun hal itu bisa merubah kondisi alam sekitar. Lokasi terlahat aman
namun diluar bisa bergejolak.
Dengan berkumpulnya
keluarga Sapujagad dalam satu lokasi ternyata alam sekitar menjadi
gonjang-ganjing/bergejolak. Berita detikcom memberitakan bahwa ombak mengamuk
di pesisir Kenjeran Surabaya. Air masuk perkampungan dengan ketinggian 50cm dan
ada yang sampai menyentuh atap rumah. Peristiwa angin kencang dan ombak besar
itu mulai terjadi pada Rabu (11/11) pukul 21.00 WIB. Deburan ombak besar berlangsung
hingga pukul 02.00 WIB dini hari. Masuknya air laut ke perkampungan juga baru
pertama kali dialami warga Nambangan gang 3 padahal sebelumnya tidak pernah
terjadi. Air laut sampai masuk ke kampong nelayan sekitar pukul 22.00 WIB. Air
yang masuk kampong tingginya sekitar 40-50cm. Pasir, karang dan sampahpun naik
ke perkampungan.(widyaswara)
BERITA :
PAWANG
HUJAN SURABAYA
KI
SAPUJAGAD TIRTAMAYA 082330152646
Lucas dan Martha |
Mahendradata dan Damayanti Sapujagad
Sapuajgad Family |
bersama Mail Sapujagad |
0 komentar:
Posting Komentar