Prabowo Dipilih Karena Kasihan, Ganjar Dipilih Karena Rakyat
Oleh : Nikmatul Sugiyarto
Aku suka kamu, tapi kamu tak suka aku. Begitulah penggambaran
rasa sayang yang tidak bersambut. Memangnya siapa yang harus bertanggungjawab,
aku atau kamu? Jelas aku yang punya rasa suka itu. Jangan sampai kita menerima
dan memilih rasa sayang itu hanya karena kasihan. Hal tersebut yang kini
menyergap Prabowo Subianto, dipilih karena kasihan. Ya gimana, dua kali rasa
sayang dan cinta rakyat Indonesia saja sebagian besar tersalurkan untuk Joko
Widodo. Apa daya dia, si kaum borjuis yang kurang memahami hati rakyatnya. Pada
akhirnya, Jokowi yang berhati lapang tadi memberikan posisi layak kepada mantan
rivalnya itu, saat memasuki periode kedua kepemimpinan. Jadilah dia sebagai
Menteri Pertahanan RI. Aku kira dengan rasa kasihan tadi, dia akan sembuh dari
sikap dan sifat buruknya. Serta meredupkan keinginannya menjadi presiden, demi
generasi di bawahnya.
Tapi, dia masih berambisi untuk mencari kekuasaan tertinggi di
negara ini. Oke lah kalau itu rasa gigihnya. Tapi bung, yang namanya kontribusi
itu tidak melulu tentang posisi. Kalau dia tak mampu, kenapa tidak meregenerasi
untuk menyalurkan keterlibatannya dalam pembangunan negeri ini? Dia justru maju terus, disaat kemampuannya
sudah menurun karena jiwa dan raganya yang tidak lagi mendukung. Semua
tervisualisasikan selama menjabat dalam kemenhan. Duit dihambur-hamburkan, main
ambil keputusan sendiri tanpa tengok kanan-kiri, menghilangkan uang negara,
beli rongsokan dan lain-lainnya. Sebagai pemimpin, segala aspek pasti menjadi
sorotan tanpa terkecuali komitmennya untuk meneruskan program-program Jokowi
yang berjangka panjang seperti halnya Ibu Kota Nusantara (IKN).
Perpindahan ibukota menjadi proyek besar Jokowi untuk
mengantarkan Indonesia maju. Prabowo sendiri saat ditanyai tentang komitmennya,
memang kuat menyanggupi keberlanjutan IKN.
Tapi itu bukan semata karena ketulusannya demi membangun
Indonesia maju. Karena maksudnya meneruskan mega proyek itu, juga demi
melancarkan kepentingannya sendiri. Sudah menjadi rahasia umum bukan jika ketum
Gerindra itu memiliki sumber keuangan yang bercabang. Bukan hanya dalam
perpolitikan, tapi juga jalur pengusaha besar. Karena keluarganya adalah salah
satu konglomerat negara ini, maka sudah sewajarnya bisnis dari zaman bahula
diteruskan dari generasi ke generasi.
Termasuk pada generasi Prabowo dan saudara-saudaranya. Mereka
bahkan saling bahu-membahu untuk menghidupkan kembali perusahaan peninggalan
zaman Orba. Dan suatu kebetulan banyak beredar kabar, kalau bisnis mereka sudah
memasuki lingkup IKN.
Hal itu sudah berkali-kali ditepis adek Prabowo yang bernama
Hashim Djojohadikusumo. Tapi, siapa yang tahu. Karena apapun yang keluar dari
lisan tanpa dibarengi bukti itu bullshit. Jelas Prabowo jagonya menjalankan
bisnis keluarga, apalagi dia punya posisi kuat.
Dia pandai menggunakan kesempatan dalam kesempitan, mengambil
keuntungan sebesar-besarnya dalam proyek nasional. Hal tersebut ajaran
turun-temurun dari mertuanya, Soeharto, yang memakai orang-orang sendiri dalam
proyek negara.
Makanya saat ditanyai tentang UMKM oleh Bobby dalam acara APEKSI
kemarin, Prabowo tidak bisa memberikan jawaban yang memuaskan. Hanya
mengambang, karena itu bukan levelnya. Prabowo bukan pelaku usaha kelas teri
seperti pedagang UMKM milik rakyat kecil, melainkan pengusaha besar kelas
kakap. Bergumulnya dengan perusahaan-perusahaan langganan proyek besar. Lain
lagi dengan Ganjar Pranowo yang menguasai tentang UMKM, bahkan menjadikannya
sebagai program kerja unggulan di daerah yang dipimpinnya.
Begitu pula dengan proyek bernilai besar seperti IKN tadi,
Ganjar memiliki komitmen untuk melanjutkannya tanpa embel-embel kepentingan
ataupun pamrih apapun. Semata hanya melanjutkan kontribusi untuk memajukan
negara ini.
Makanya saat diberondong pertanyaan tentang IKN, Ganjar lebih
bisa mengekspresikan gagasannya terkait konsep Indonesia maju. Karena memang
pemahaman itu bukan bernilai bisnis pribadi, tapi rancangan masa depan negara
kita.
Sorry kalau untuk IKN yang kusinggung hanya dua capres saja,
karena Anies Baswedan sudah tereliminasi.
Demi membesarkan perusahaan-perusahaan tadi, Prabowo banyak
berteman dengan pengusaha besar. Sedangkan Ganjar temannya hanya pelaku usaha
UMKM saja. Mana mau dia berteman dengan orang-orang curang yang uangnya
berkarung-karung, tapi hidupnya penuh dengan kegelapan. Tidak berteman dengan
para pengusaha besar, bukan berarti dia tidak mengenal mereka. Justru ia amat
memahaminya. Mereka kerap mendatangi gubernur Jawa Tengah itu untuk menawarkan
berbagai proyek.
Bahkan yang kuketahui dari seorang teman di sana, Ganjar pernah
dibawakan uang bergepok-gepok oleh para milyarder itu. Jangankan uang, sekelas
Harley Davidson yang menjadi motor impiannya pun ditawarkan berkali-kali juga
pada suami Siti Atikoh itu.
Namun semua hanya mampir saja di rumah Ganjar. Sebelum
menyampaikan maksudnya apa, Ganjar sudah menebak akal bulus mereka. Pada
akhirnya pertanyaan menohoklah yang keluar, opsinya hanya “bawa uangmu pulang
lalu ikuti proses administrasinya dengan baik dan benar atau tak telponkan
kejaksaan?”. As always, cool.
Demi mewujudkan kebersihan dalam pemerintahan, Ganjar galakkan
berbagai bentuk tindak pidana korupsi. Caranya pun bermacam-macam. Dari
menertibkan para pengusaha agar taat perizinan dan administrasi lain yang
berlaku, hingga menghindari sogokan dalam bentuk apapun.
Bergelut dalam pemerintahan dan menjadi wakil rakyat sekian
lamanya, membuat Ganjar paham gerak-gerik segala macam bentuk bedebah-bedebah
di sekitarnya. Untuk menghilangkan mereka yang menjadi penyakit dalam tubuh
negara ini, harus dimulai dari kepemimpinannya sendiri.
Walau penuh rintangan, tapi tidak akan susah jika dilakukan secara
bergotong royong dengan menggandeng semua elemen. Dan pastinya melibatkan
rakyat dalam setiap langkah, sebagai kontrol sosial dari tindak-tanduk sang
pemimpin dan jajarannya.
Kalau sudah seperti itu, tak heran bukan jika Ganjar yang
mendapat label merakyat dari berbagai kalangan inilah, yang dipilih rakyat
untuk melanjutkan kepemimpinan Jokowi tahun 2024 nanti. Bukan pemimpin penuh
tipu muslihat seperti Prabowo yang dipandang rakyat, karena belas kasihan
Jokowi.